top of page

About

Sepekan Arsitektur

merupakan puncak acara tahunan program studi arsitektur fakultas teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Diselenggerakan untuk menyemangati Mahasiswa-Mahasiswi yang tengah belajar Arsitektur juga untuk lebih mendekatkan antar Mahasiswa baik dalam Universitas Atma Jaya maupun Universitas lain

 

     Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar dan mendapatkan pengalaman belajar. Pendidikan sendiri pelaksanaannya secara konkret, dimana teori dan praktek seharusnya tidak dipisahkan. Dengan begitu, akan ditemukan sesuatu yang baru setiap harinya. Proses menuju sesuatu yang baru ini diharapkan dapat membawa Arsitektur Indonesia menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Namun demikian, kenyataan yang ada masih banyak pihak yang belum memberikan kontribusi dalam kemajuan arsitektur di Indonesia. Pernyataan tersebut kemudian memunculkan pertanyaan refleksi; “Apakah benar bangsa kita yang tidak banyak berkembang atau karena kita yang tidak memiliki kemauan untuk berproses menuju sesuatu yang lebih maju?” Pertanyaan reflektif tersebut mengajak semua pihak untuk introspeksi diri mengenai kesadaran tentang kemajuan arsitektur Indonesia. Kesadaran tentang hal tersebut diharapkan dapat membuat kita semakin mampu mengenal dan memahami jati diri arsitektur di Indonesia. Dari proses pemahaman tersebut, Himpunan Mahasiswa Arsitektur Tricaka Universitas Atma Jaya Yogyakarta menawarkan “EUREKA” sebagai tema besar Sepekan Arsitektur 2015. Rumusan EUREKA berasal dari bahasa Yunani yang berarti “aku telah menemukannya” (sumber: Wikipedia)

     Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan budaya. Keanekaragaman budaya, sejarah, dan geografi di Indonesia inilah yang mempengaruhi Arsitektur Indonesia. Para penyerang, penjajah, dan pedagang membawa perubahan kebudayaan yang sangat mempengaruhi gaya dan teknik konstruksi bangunan di Indonesia. Pengaruh asing dari bangsa India, Cina, Arab, dan Eropa pada seni arsitektur mulai masuk sejak abad ke-18 dan terus berkembang hingga sekarang, sehingga terciptalah Arsitektur Indonesia yang memiliki beragam citra dan karakter. Seiring dengan berjalannya waktu, faktor politik, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi juga mempengaruhi perubahan dan perkembangan arsitektur di Indonesia. Berbagai perubahan dan perkembangan arsitektur di Indonesia membuat Indonesia menjadi kesulitan dalam mencari jati diri arsitekturnya di masa depan.

    Jati diri Arsitektur Indonesia tidak terlepas dari masa lampau, masa sekarang, dan masa depan. Masa lampau memberikan pengalaman, masa sekarang memberikan pemikiran, dan masa depan merupakan harapan. Keinginan yang terus meningkat akan berpengaruh pada wujud kebudayaan dan arsitektur. Untuk memperoleh apa yang diharapkan, seseorang perlu memiliki kemampuan, kemauan, dan tindakan. Dan semua ini tidak terlepas dari pendidikan. Pendidikan adalah mata uang yang berlaku di semua tempat dan di setiap waktu. Pepatah memberi gambaran mengenai seberapa penting peran pendidikan bagi setiap orang. Seseorang yang terdidik akan diterima untuk hidup pada kalangan masyarakat, bahkan seorang yang terdidik mampu bertahan di tengah kaum barbar yang tidak terdidik. Dengan pendidikan, bangsa Indonesia diharapkan mampu menemukan jati diri Arsitektur Indonesia di masa depan.

    Dengan tema “EUREKA”, kami mengajak seluruh pihak untuk bersama mempelajari dan lebih mengedepankan bagaimana proses untuk menemukan sesuatu yang baru bagi Arsitektur Indonesia. Proses tersebut bukan untuk menentukan hasil, namun lebih kepada berproses bersama dalam menemukan apa dan bagaimana Arsitektur Indonesia itu sendiri.

bottom of page